Hello kawan saya Mesti rahmawati disini saya akan berbagi pengalaman
saya dan menceritakan bagaimana
seseorang pedagang tahu yang mewujudkan impianya memiliki sebuah pabrik,cerita
ini saya ambil dari kisah nyata yang terjadi di dalam diri seseorang pedagang
tahu yang berhasil mewujudkan impianya tersebut.
Pada beberapa hari yang
lalu saya di ajak oleh ibu dan saudara saya untuk melihat peternakan sapi yang
hari – harinya sapi-sapi tersebut itu makan dari ampas tahu letaknya tak jauh
dari rumah saya tepatnya di jalan depok lama (GDS).
Lalu saya pun bergegas untuk pergi melihat
sapi karena beberapa hari menjelang lebaran haji yang katanya kalau membeli
sapi beberapa hari mau lebaran haji pastinya mahal sekali harganya bisa
mencapai 2x lipat dari harga biasanya wooow.. oleh karena itu saya sudah mulai
mencari sapi dari jauh-jauh hari tentunya ingin mendapatkan sapi yang
bagus,sehat dan hargnya pun pasti tidak terlalu mahal oleh karena itu saya
membeli dari peternakanya langsung yang juga sudah kenal dengan ibu saya.
Sesampainya saya disana saya bertemu oleh
seorang bapak yang umurnya sekitar 48 tahun yang namanya “Bpk Tukiran” setelah
kami bersalaman saya melihat dikeliling saya bukan peternakan melainkan sebuah
pabrik tahu yang ada,saya pun heran tak lama kami pun diajak untuk kebelakang
pabrik dan ternyata disana terdapat 35 ekor sapi yang besar-besar dan
sehat-sehat sekali ternyata tiap satu sapi tersebut mempunyai bobot berat sebesar 600kg wow…bayangkan berat
sekali, kami pun terheran-heran melihat sapi-sapi tersebut.
Tak lama setelah kami melihat sapi-sapi
ternyata yang mempunyai sapi dan pabrik tahu itu bapak Tukiran tersebut kami
pun terengah-engah dan kaget seketika wahhh ..hebat sekali lalu bpak tukiran
menceritakan pengalamanya sambil bercakap-cakap dengan kami.
Saya dan ibu : “Wahh hebat ya bapak Tukiran sudah bisa menjadi orang
sukses sekarang he.he.he(Sambil bercanda ibu dan
saya berbicara kepada bpk Tukiran).”
Bpk Tukiran : “Alhamdulilah ibu saya bisa menjadi seperti sekarang,
awalnya saya pun tak menyangka
akan menjadi seperti sekarang ini.”
Saya : “Memang
bagaimana pak prosesnya bisa menjadi seperti sekarang pak ?”
Bpk Tukiran : “Awalnya saya
hanyalah pedagang tahu biasa yang ada di pasar de.”
Saya : “Pedagang Tahu pak ??”
Bpk Tukiran : “Iya de
(Beberapa saat kemudian pak Tukiran menceritakan Riwayat hidupnya dan
karirnya sampe sekarang).”
Bpk Tukiran : ”Setelah saya menikah dan dikarunia 2 orang anak yang saya
sayangi dan istri yang saya cintai saya sekeluarga bertransmigrasi dari kota lampung ke Jakarta,lalu saya diajak oleh
teman saya untuk bekerja di pasar membantu ia untuk berdagang tahu di situ saya
belajar bagaimana cara berdagang yang baik, Namun setelah 2 tahun saya menetap
dipekerjaan itu menurut saya kurang memuaskan hasilnya lalu saya pun mencoba
dengan pekerjaan baru yaitu menjadi TKW seludupan ke Malaysia, karena saya
tidak mempunyai data-data yang lengkap. setelah saya berpamitan kepada istri
dan anak saya pun berangkat dengan menggunakan jalur laut ke Malaysia yang
sangatlah bahaya sekali,namun dengan modal nekat saya pun berangkat bersama
teman saya tetapi menurut saya itu pejalanan dan pengalaman paling buruk,karena
selama di perjalanan ditengah laut ternyata kapal yang saya naiki itu pun
berhenti dan mesinya ternyata terbakar mungkin karena tidak ada istirahatnya
mesin tersebut.
Saya : “Hah mati pak
mesinya?? Lalu bagaimana bisa selamat pak ?”
Bpak Tukiran : “ Iya mesinya mati
saat seperti itu semua penumpang pun panik dikapal tersebut yang ada didalam
kepala saya hanyalah bisa Hidup atau mati ditengah lautan ini ya allah karena
tidak ada yang bisa menolong saya tak lama saya berdoa lalu 15 kemudian seperti
ada mukzizat yang menghampiri doa saya mesin pun kembali menyala dan kami pun
melanjutkan perjalanan.
Ibu : “Lalu
sampainya di mana tuh pak Malaysia di mananya?”
Bpk Tukiran : “Saya sampai di
Malaysia tetapi bukan di kotanya tetapi saya sampai Dihutan yang ada di negri
Malaysia setelah semalaman saya di hutan saya pun di jemput oleh beberapa orang
dan saya bekerja di Malaysia. Tidak lama hanya 2 minggu saya disana saya pun
pulang ke Indonesia karena kami tertangkap karena masalah tkw seludupan setelah
saya kembali ke kampong halaman saya dan istri pun kembali membuka lembaran
baru dengan membuka usaha dagang Tahu. Selama 2 tahun saya menelateni usaha
sebagai tukang tahu saya merasakan jatuh bangun dalam usaha dimana keadaanya
yang mendapat untung dan Rugi tetapi saya tetap semangat untuk menjalaninya,
dan Awal tahun 2010 saya sehabis solat tidak tahu mengapa saya ingin sekali
mempunyai Pabrik tahu. Lalu akhirnya sedikit demi sedikit bapak tukiran sambil
mengumpulkan uang iya membangun pabrik tahu yang diimpikanya sampai dengan
sekarang .menurut saya ini sangat menginspirasi sekali bagaiman seorang yang
biasa dapet mewujudkan impianyanya.