...dari antusiasme jadi anarkisme...
Hooligan ini identik sama kelompok suporter
sepakbola di Inggris. Kenapa sepakbola? Soalnya kalau sepak takraw gak gitu
banyak yang nonton hahahah. Tapi, sebutan Hooligan ini hanya nempel di jidat
kelompok suporter yang suka bikin onar sebelom atau sesudah pertandingan bola.
Sekarang udah mulai bertebaran deh tuh klub Hooligan di Eropa.
Kalo menurut kamus terbitan Oxford, Hooligan itu
artinya anak muda yang aktif banget ngerusuh dan melakukan tindak kekerasan di
tempat umum. Ada 2 teori yang muncul soal sebutan Hooligan ini. Tersebutlah
seorang Patrick Hooligan yang nggak gitu jelas asal usulnya. Dia ini preman
asal Southwark, Irlandia. Nama si Patrick Hooligan ini mulai kedengaran sama
oom polisi di Inggris sekitar tahun '89 karena karya kriminalnya. Terus, ada
yang bilang sebutan Hooligan ini diambil dari nama street gang di Islington.
Namanya Hooley. Hooley itu berasal dari kata Irlandia which means kumpulan liar
dan penuh semangat yang sangking semangatnya kelakuannya udah jauh banget dari
kata kalem. Bisa ketebak kan kalo anggotanya ya orang – orang yang bringas
bangau. Menurut penganut Marxisme [tau ga lo marxisme? hooligans adalah sekelompok masyarakat yang
mengalami keterpinggiran dalam struktur sosial. Adanya perbedaan antara si
miskin dan si kaya, membuat mereka membentuk kelompok sendiri.
Jadi, sistem kerjanya itu mereka dateng
bergerombol naek truk pick-up, seseruan sendiringata-ngatain orang yang
ngeliatin mereka, mabok – mabokan, dengan dandanannya yang amburadul. Pokoknya
amatlah sangat mengganggu. Kalo cuma muka dicat motif bendera negara atau pake
segala aksesoris kayak emblem klub. Itu mah masih normal. Di Inggris sana, mau
nonton bola aja tapi dandanan udah kayak mau ikut casting film beranjak dari
kubur. Parahnya, mereka gak cuma cari ribut pas lagi ada pertandingan doang,
malah ada yang sengaja janjian gitu diluar stadion cuma buat berantem. Psst,
ternyata duh ternyata, para penganut Hooliganism ituh beraninya kalo lagi
bergerombol alias bisanya cuma maen keroyokan.
Kelakuan Hooligans yang gak beres ini, bikin
klub – klub Inggris gak boleh main di Eropa selama lima tahun. Soalnya, waktu
final Piala Champion, 29 Mei 1985, antara Liverpool Vs. Juventus ada 39
suporternya Juventus meninggal kena sambitan nyasar pas session perang antar
suporter. Wah, parah banget yah? Artinya, hooligans itu gak pantes disebut jadi
suporter. Lebih pantes dibilang preman-garong-jurik-rampok. Tapi, gak selamanya
Hooligans itu brutal loh. Ada juga yang kalem kayak oom Gary Kitching, fans
beratnya Inggris, tapi gak mau ikutan bahkan menolak yang namanya hooliganism.
Masalah Hooliganism ini ditanggepin serius sama
beberapa negara. Uni-Soviet misalnya masukin Hooliganism sebagai sebuah tindak
kriminal dan dibuat undang - undangnya langsung. Di Inggris, udah mulai banyak
tuh peraturan yang diterapin. Tapi gara-gara efeknya gak gitu gede mulai deh
cari ide lain. FA (Football Association) minta sama klub lokal Inggris buat
ngecek semua criminal report anggotanya supaya bisa mengantisipasi hooligans
masuk ke stadion. Terus, yang boleh ngedapetin tiket cuma anggota yang udah
dapet persetujuan dari klub. FA ga berenti sampe disitu, mereka juga ngasih
fasilitas Fan's Embassy. Semacem mobil berstiker bendera Inggris keliling kota
gitu. Disitu ada nomor telepon pengaduan.
No comments:
Post a Comment