kupu-kupu

Monday, November 9, 2015

Bab 3


“Proses Keputusan Konsumen”



Keputusan Konsumen untuk melakukan pembelian atas barang atau jasa yang akan dibeli pada umumnya konsumen harus melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan yang digunakan akan menghasilkan suatu keputusan. Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif sesudah pembelian. Mengenai proses pengambilan keputusan membeli yang meliputi proses pengambilan keputusan membeli, tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli, merupakan tingkatan dalam proses pengambilan keputusan membeli serta faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli.

A.    Pengertian Proses Konsumen Menurut Para Ahli

1.      Menurut Enggel 1995 Pengertian proses pengambilan keputusan membelimengatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan.
2.      Schiffman-Kanuk 2007 mengatakan bahwa keputusan sebagai seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, dengan kata lain ketersediaan pilihan yang lebih dari satu merupakan suatu keharusan dalam pengambilan keputusan.
3.      Kotler dan Keller 2002 menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian.
Di dalam proses membandingkan, konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali.

B.     Model Peroses Pengambilan Keputusan

Model Perilaku Pengambilan Keputusan

·         Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum.
·         Model Manusia Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan.
·         Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·         Model Manusia Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan.
·         Model Pengusaha Baru Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif.
·         Model Sosial Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.

Model Preskriptif dan Deskriptif

Menurut Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·         Model Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·         Model Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
·         Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi”.

C.    Tipe – tipe proses pengambilan Keputusan

Menurut para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:

·         Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.

·         Pencarian informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
a.       Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
b.      Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.
c.       Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
d.      Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.


·         Evaluasi alternatif
Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.

·         Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.

·         Perilaku pasca pembelian
Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang. Untuk lebih jelasnya, proses pengambilan keputusan konsumen model lima tahap tersebut disajikan dalam gambar di bawah ini :






D.    Faktor –faktor yang mempengaruhi

Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pengambilan keputusan konsumen:

·                     Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
·                     Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang  terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
·                     Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
·                     Integritas (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.


E.     Pembelian

Pada tahap pembelian, konsumen memperoleh alternatif  yang  dipilih  atau pengganti  yang  dapat  diterima  bila  perlu. Evaluasi  yang  telah  dilakukan  membawa  konsumen  untuk  melakukan pembelian.  Jika  ia  mengalami  kegagalan  untuk  melakukan  pembelian produk/ jasa  yang  diinginkannya  (alternatif  yang  dipilih), konsumen melakukan pembelian ke alternatife lain atau alternatif pengganti yang masih dapat diterima.
Nilai pembelian konsumen memiliki dua katagori, yaitu :
1.      Produk  maupun    merek,  dikenal  sebagai  pembelian  yang  terencana sepenuhnya,  dimana  pembelian  yang  terjadi  merupakan  hasil keterlibatan yang tinggi dan pemecah masalah yang diperluas.
2.      Kelas poduk, dapat dipandang sebagai pembelian yang terencana, jika pilihan merek dibuat ditempat pembelian.
Menurut  (Kotler,2002) ada  dua  faktor  yang  dapat  mempengaruhi maksud  pembelian dan keputusan  pembelian.  Faktor  pertama  adalah  pendirian  orang  lain.  Sejauh  mana pendirian orang lain mempengaruhi alternatif yang disukai seseorang. Faktor yang kedua situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.

F.     Diagnosa perilaku konsumen

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu:
a.       Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
b.      Prilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Contoh: Mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
c.       Pemasaran sosial, yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.



G.    Contoh Kasus Proses Pengambilan keputusan Konsumen

Seorang A yang sudah berumah tangga membutuhkan cairan dalam tubuh untuk sehari – hari atau air minum mineral untuk di minumnya. Saat itu ia langsung mencari informasi dari orang – orang terdekatnya untuk menentukan air minum yang akan ia konsumsi setiap harinya. Setelah A mendapat cukup banyak informasi merek, kualitas, harga, lokasi pendapatan produk tersebut maka A mengevaluasi terhadap pilihannya dengan cermat untuk mendapatkan air minum yang baik untuk dirinya dan keluarga.Setelah mengevaluasi berbagai macam merek maka A menjatuhkan pilihan pada produk air minum aqua yang di produksi oleh Danone yang sudah lama ada dan sangat di kenal masyarakat dan di gemari masyarakat karena aqua di ambil dari sumber mata air terpercaya dan jernih melalui tahap proses beberapa kali penyaringan sehingga sangat aman dan terjamin untuk di konsumsi setiap hari dalam pengganti cairan tubuh. Tidak sedikit orang memilih air minum aqua karena terjamin untuk kesehatannya dan mudah di dapatkan. Setelah A dan keluarga mencobanya beberapa bulan ternyata benar aqua terjamin bersih ,jernih dan mudah di dapat.




Referensi :



Monday, June 29, 2015

Kasus Ketahanan Nasional



“Pemahaman Ketahanan Nasional  di kalangan Masyarakat “



Semua Bangsa pasti memiliki Ketahanan Nasional yang sangat kuat dan mempunyai cita cita yang selalu ingin di wujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya namun pencapainya terkadang tidak sama seperti apa yang kita harpkan banyak sekali energi postif maupun energi negatif di dalam pencapainya yang memaksa suatu bangsa untuk mencari solusi terbaik secara konsisten,efektif maupun secara efesien mungkin.
·         Pandangan Tentang Ketahanan Nasional Indonesia

1.       Pandangan pertama menyatakan bahwa ketahanan sosial merupakan bagian integral dari ketahanan nasional, selain ketahanan ekonomi, politik, budaya, dan pertahanan-keamanan. Jadi, ketahanan sosial seperti halnya ketahanan ekonomi, politik, budaya, dan militer merupakan unsur pembentuk ketahanan nasional.
2.       Pandangan lain menyebutkan bahwa ketahanan sosial merupakan kemampuan komunitas (local/ grassroot community) dalam memprediksi, mengantisipasi, dan mengatasi perubahan sosial yang terjadi, sehingga masyarakat tetap dapat koeksistensi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kedua pandangan tersebut bukanlah pandangan dikotomis, namun dapat dipadukan menjadi pemahaman yang lebih komprehensif. Ketahanan sosial suatu komuniti sering dikaitkan dengan kemampuannya mengatasi resiko akibat perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang mengelilinginya.
Contoh Kasus Dari Ketahanan Naasional Di Masyarakat Indonesia

Dicalonkan Kepala BIN, Bang Yos Janji Loyal ke Jokowi

Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso mengungkapkan kesiapannya untuk mengemban tugas menjadi kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Menurut pria yang biasa disapa Bang Yos ini, penunjukan dirinya menjadi calon kepala BIN merupakan hak prerogratif Presiden Joko Widodo (Jokowi).  Atas penunjukan dirinya menjadi kepala BIN, Bang Yos menegaskan siap menjalankan amanat itu dengan tetap menjaga loyalitas kepada Presiden.

"Saya akan berikan loyalitas tegak lurus kepada Presiden," kata Sutiyoso di Rumah Makan Madame Ching, Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 25 Juni 2015 malam.
Pernyataan itu dilontarkan Bang Yos di hadapan relawan Joko Widodo  - Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang melakukan deklarasi mendukung dirinya.

"Saya apresiasi teman-teman relawan Jokowi yang mendukung saya," kata Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Salah satu deklarator dukungan Bang Yos menjadi kepala BIN adalah pedangdut dan sekaligus mantan caleg dari PKPI Camel Petir."Kami senang sekali Pak Jokowi memilih Bang Yos sebagai calon Kepala BIN," kata Camel, Kamis (25/6/2015) malam.


Ketua Relawan Jokowi-JK, Sylver Matutina mengataka, pihaknya mendukung Bang Yos jadi kepala BIN karena memiliki kapasitas dalam bidang intelijen. "Bang Yos punya latar belakang di dunia intelijen. Dia memiliki kapasitas di bidang itu," kata Sylver.

Referensi :
http://nasional.sindonews.com/read/1017014/14/dicalonkan-kepala-bin-bang-yos-janji-loyal-ke-jokowi-1435254170

pemahaman dari wawasan nusantara(kasus)





“Pemahaman Wawasan Nasional Nusantara di Masyarakat Indonesia “







Pemahaman tentang Wawasan Nusantara sebenarnya sudah ada dikalangan masyarakat sejak perjalan Panjang Sejarah Bangsa Indonesia yang dimulai sejak semangat dari perjuangan bangsa yang telah ditunjukan dengan adanya hari kemerdekann yaitu pada tanggal 17 agustus 1945.
 
kita ketahui wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara, tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensi yang serba terhubung dan dalam pembangunan di lingkungan nasional, regional, serta global. Bangsa Indonesia memiliki wawasan nasionalnya sendiri, yang disebut wawasan nusantara, yang berarti cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
 
Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis. Wawasan nusantara dibutuhkan untuk memberikan inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dengan mewujudkan ketahanan, keuletan dan ketangguhan nasionalnya guna menghadapi tantangan, sehingga program pambangunan nasional dapat dilaksanakan dalam mencapai tujuan nasional.

 Di Indonesia dengan Masyarakat yang sudah serba modern ini mungkin banyak sekali terutama berbagai Kasus tentang wawasan nusantara itu sendiri dan ada contoh kasus dibawah ini.
·    
     Krisis Di Indonesia
Krisis nilai tukar yang dialami oleh bangsa  Indonesia pada periode Juni 1998, telah membawa akibat yang sungguh  diluar perkiraan siapapun, bahkan tak pula prediksi para ahli. Krisis tersebut, pada kisah lanjutannya berkembang dan meluas mencapai krisis multidimensional; ekonomi, politik, sosial, budaya dan kemudian identitas bangsa.
Kemudian krisis ekonomi tersebut ditandai kesulitan memperoleh bahan pokok dan kesempatan kerja (sebagai akibat banyaknya perusahaan yang harus gulung tikar dikarenakan krisis hutang akibat depresiasi rupiah yang amat tajam dan mendadak), yang kemudian menjadi pemicu timbulnya gerakan mahasiswa yang muncul bagaikan ribuan semut.. Gerakan mahasiswa itu, kemudian menciptakan kesadaran kolektif komponen bangsa yang lain, untuk menyadari bahwa upaya mengatasi krisis ekonomi, haruslah diawali dengan reformasi di dalam bidang politik.
Reformasi politik, yang semula diarahkan pada pembersihan pemerintahan dari korupsi, kolusi dan nepotisme yang kemudian diakronimkan menjadi “KKN”, ternyata tidak mendapat sambutan yang positif dari pemerintahan Presiden Soeharto yang ketika itu berkuasa. Akibatnya, kekecewaan timbul sebab ketidak-responsif-an pemerintah, malah membawa tuntutan yang sifatnya lebih mendesak; yakni perlunya pergantian  pimpinan pemerintahan dari Presiden Soeharto. Gerakan mahasiswa, yang menggulirkan tuntutan pergantian pimpinan nasional itu, akhirnya mampu untuk memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri, pada tanggal 21 Mei 1998. Ketika itu, ratusan ribu mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR untuk menyatakan tuntutannya.
 pergantian pimpinan nasional tersebut melahirkan suasana politik yang hiruk pikuk. Tiba-tiba, semua orang ingin bicara dan didengar suaranya. Termasuk dari mereka yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia rejim masa lalu. Akibatnya banyak “bunglon politik” yang ikut bermain dalam kancah politik Indonesia. Bermacam isu pula menjadi sasaran untuk dihembuskan pada masyarakat. Diantara sekian banyak isu itu adalah tuntutan desentralisasi kekuasaan dan pembagian keuangan yang lebih adil antara pemerintah pusat dan daerah. Dengan berbagai cara tuntutan itu dimunculkan. Dalam kasus terakhir di Aceh, bahkan sampai menggelar “SU MPR” (Sidang Umum Masyarakat Pejuang Referendum)
Khusus untuk hal itu, beragam ide yang ditawarkan sebagai solusi pun muncul, dari sekadar menuntut pembagian keuangan yang lebih adil, tuntutan otonomi yang lebih luas, tuntutan federalisasi, sampai ke tuntutan kemerdekaan.



Referensi :
http://www.kompasiana.com/muthiputri/wawasan-nusantara-dan-contoh-kasusnya_552837a2f17e61dd