kupu-kupu

Monday, June 29, 2015

pemahaman dari wawasan nusantara(kasus)





“Pemahaman Wawasan Nasional Nusantara di Masyarakat Indonesia “







Pemahaman tentang Wawasan Nusantara sebenarnya sudah ada dikalangan masyarakat sejak perjalan Panjang Sejarah Bangsa Indonesia yang dimulai sejak semangat dari perjuangan bangsa yang telah ditunjukan dengan adanya hari kemerdekann yaitu pada tanggal 17 agustus 1945.
 
kita ketahui wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara, tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensi yang serba terhubung dan dalam pembangunan di lingkungan nasional, regional, serta global. Bangsa Indonesia memiliki wawasan nasionalnya sendiri, yang disebut wawasan nusantara, yang berarti cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
 
Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis. Wawasan nusantara dibutuhkan untuk memberikan inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dengan mewujudkan ketahanan, keuletan dan ketangguhan nasionalnya guna menghadapi tantangan, sehingga program pambangunan nasional dapat dilaksanakan dalam mencapai tujuan nasional.

 Di Indonesia dengan Masyarakat yang sudah serba modern ini mungkin banyak sekali terutama berbagai Kasus tentang wawasan nusantara itu sendiri dan ada contoh kasus dibawah ini.
·    
     Krisis Di Indonesia
Krisis nilai tukar yang dialami oleh bangsa  Indonesia pada periode Juni 1998, telah membawa akibat yang sungguh  diluar perkiraan siapapun, bahkan tak pula prediksi para ahli. Krisis tersebut, pada kisah lanjutannya berkembang dan meluas mencapai krisis multidimensional; ekonomi, politik, sosial, budaya dan kemudian identitas bangsa.
Kemudian krisis ekonomi tersebut ditandai kesulitan memperoleh bahan pokok dan kesempatan kerja (sebagai akibat banyaknya perusahaan yang harus gulung tikar dikarenakan krisis hutang akibat depresiasi rupiah yang amat tajam dan mendadak), yang kemudian menjadi pemicu timbulnya gerakan mahasiswa yang muncul bagaikan ribuan semut.. Gerakan mahasiswa itu, kemudian menciptakan kesadaran kolektif komponen bangsa yang lain, untuk menyadari bahwa upaya mengatasi krisis ekonomi, haruslah diawali dengan reformasi di dalam bidang politik.
Reformasi politik, yang semula diarahkan pada pembersihan pemerintahan dari korupsi, kolusi dan nepotisme yang kemudian diakronimkan menjadi “KKN”, ternyata tidak mendapat sambutan yang positif dari pemerintahan Presiden Soeharto yang ketika itu berkuasa. Akibatnya, kekecewaan timbul sebab ketidak-responsif-an pemerintah, malah membawa tuntutan yang sifatnya lebih mendesak; yakni perlunya pergantian  pimpinan pemerintahan dari Presiden Soeharto. Gerakan mahasiswa, yang menggulirkan tuntutan pergantian pimpinan nasional itu, akhirnya mampu untuk memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri, pada tanggal 21 Mei 1998. Ketika itu, ratusan ribu mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR untuk menyatakan tuntutannya.
 pergantian pimpinan nasional tersebut melahirkan suasana politik yang hiruk pikuk. Tiba-tiba, semua orang ingin bicara dan didengar suaranya. Termasuk dari mereka yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia rejim masa lalu. Akibatnya banyak “bunglon politik” yang ikut bermain dalam kancah politik Indonesia. Bermacam isu pula menjadi sasaran untuk dihembuskan pada masyarakat. Diantara sekian banyak isu itu adalah tuntutan desentralisasi kekuasaan dan pembagian keuangan yang lebih adil antara pemerintah pusat dan daerah. Dengan berbagai cara tuntutan itu dimunculkan. Dalam kasus terakhir di Aceh, bahkan sampai menggelar “SU MPR” (Sidang Umum Masyarakat Pejuang Referendum)
Khusus untuk hal itu, beragam ide yang ditawarkan sebagai solusi pun muncul, dari sekadar menuntut pembagian keuangan yang lebih adil, tuntutan otonomi yang lebih luas, tuntutan federalisasi, sampai ke tuntutan kemerdekaan.



Referensi :
http://www.kompasiana.com/muthiputri/wawasan-nusantara-dan-contoh-kasusnya_552837a2f17e61dd

No comments:

Post a Comment