kupu-kupu

Tuesday, March 21, 2017

"HOOLIGANS"



...dari antusiasme jadi anarkisme...
Hooligan ini identik sama kelompok suporter sepakbola di Inggris. Kenapa sepakbola? Soalnya kalau sepak takraw gak gitu banyak yang nonton hahahah. Tapi, sebutan Hooligan ini hanya nempel di jidat kelompok suporter yang suka bikin onar sebelom atau sesudah pertandingan bola. Sekarang udah mulai bertebaran deh tuh klub Hooligan di Eropa. 
Kalo menurut kamus terbitan Oxford, Hooligan itu artinya anak muda yang aktif banget ngerusuh dan melakukan tindak kekerasan di tempat umum. Ada 2 teori yang muncul soal sebutan Hooligan ini. Tersebutlah seorang Patrick Hooligan yang nggak gitu jelas asal usulnya. Dia ini preman asal Southwark, Irlandia. Nama si Patrick Hooligan ini mulai kedengaran sama oom polisi di Inggris sekitar tahun '89 karena karya kriminalnya. Terus, ada yang bilang sebutan Hooligan ini diambil dari nama street gang di Islington. Namanya Hooley. Hooley itu berasal dari kata Irlandia which means kumpulan liar dan penuh semangat yang sangking semangatnya kelakuannya udah jauh banget dari kata kalem. Bisa ketebak kan kalo anggotanya ya orang – orang yang bringas bangau. Menurut penganut Marxisme [tau ga lo marxisme?  hooligans adalah sekelompok masyarakat yang mengalami keterpinggiran dalam struktur sosial. Adanya perbedaan antara si miskin dan si kaya, membuat mereka membentuk kelompok sendiri.
Jadi, sistem kerjanya itu mereka dateng bergerombol naek truk pick-up, seseruan sendiringata-ngatain orang yang ngeliatin mereka, mabok – mabokan, dengan dandanannya yang amburadul. Pokoknya amatlah sangat mengganggu. Kalo cuma muka dicat motif bendera negara atau pake segala aksesoris kayak emblem klub. Itu mah masih normal. Di Inggris sana, mau nonton bola aja tapi dandanan udah kayak mau ikut casting film beranjak dari kubur. Parahnya, mereka gak cuma cari ribut pas lagi ada pertandingan doang, malah ada yang sengaja janjian gitu diluar stadion cuma buat berantem. Psst, ternyata duh ternyata, para penganut Hooliganism ituh beraninya kalo lagi bergerombol alias bisanya cuma maen keroyokan.
Kelakuan Hooligans yang gak beres ini, bikin klub – klub Inggris gak boleh main di Eropa selama lima tahun. Soalnya, waktu final Piala Champion, 29 Mei 1985, antara Liverpool Vs. Juventus ada 39 suporternya Juventus meninggal kena sambitan nyasar pas session perang antar suporter. Wah, parah banget yah? Artinya, hooligans itu gak pantes disebut jadi suporter. Lebih pantes dibilang preman-garong-jurik-rampok. Tapi, gak selamanya Hooligans itu brutal loh. Ada juga yang kalem kayak oom Gary Kitching, fans beratnya Inggris, tapi gak mau ikutan bahkan menolak yang namanya hooliganism.
Masalah Hooliganism ini ditanggepin serius sama beberapa negara. Uni-Soviet misalnya masukin Hooliganism sebagai sebuah tindak kriminal dan dibuat undang - undangnya langsung. Di Inggris, udah mulai banyak tuh peraturan yang diterapin. Tapi gara-gara efeknya gak gitu gede mulai deh cari ide lain. FA (Football Association) minta sama klub lokal Inggris buat ngecek semua criminal report anggotanya supaya bisa mengantisipasi hooligans masuk ke stadion. Terus, yang boleh ngedapetin tiket cuma anggota yang udah dapet persetujuan dari klub. FA ga berenti sampe disitu, mereka juga ngasih fasilitas Fan's Embassy. Semacem mobil berstiker bendera Inggris keliling kota gitu. Disitu ada nomor telepon pengaduan.

No comments:

Post a Comment