kupu-kupu

Tuesday, March 21, 2017

“Impian Seorang Pedagang Tahu"



Hello kawan saya Mesti rahmawati disini saya akan berbagi pengalaman saya dan  menceritakan bagaimana seseorang pedagang tahu yang mewujudkan impianya memiliki sebuah pabrik,cerita ini saya ambil dari kisah nyata yang terjadi di dalam diri seseorang pedagang tahu yang berhasil mewujudkan impianya tersebut.
            Pada beberapa hari yang lalu saya di ajak oleh ibu dan saudara saya untuk melihat peternakan sapi yang hari – harinya sapi-sapi tersebut itu makan dari ampas tahu letaknya tak jauh dari rumah saya tepatnya di jalan depok lama (GDS).
Lalu saya pun bergegas untuk pergi melihat sapi karena beberapa hari menjelang lebaran haji yang katanya kalau membeli sapi beberapa hari mau lebaran haji pastinya mahal sekali harganya bisa mencapai 2x lipat dari harga biasanya wooow.. oleh karena itu saya sudah mulai mencari sapi dari jauh-jauh hari tentunya ingin mendapatkan sapi yang bagus,sehat dan hargnya pun pasti tidak terlalu mahal oleh karena itu saya membeli dari peternakanya langsung yang juga sudah kenal dengan ibu saya.
Sesampainya saya disana saya bertemu oleh seorang bapak yang umurnya sekitar 48 tahun yang namanya “Bpk Tukiran” setelah kami bersalaman saya melihat dikeliling saya bukan peternakan melainkan sebuah pabrik tahu yang ada,saya pun heran tak lama kami pun diajak untuk kebelakang pabrik dan ternyata disana terdapat 35 ekor sapi yang besar-besar dan sehat-sehat sekali ternyata tiap satu sapi tersebut mempunyai bobot  berat sebesar 600kg wow…bayangkan berat sekali, kami pun terheran-heran melihat sapi-sapi tersebut.
Tak lama setelah kami melihat sapi-sapi ternyata yang mempunyai sapi dan pabrik tahu itu bapak Tukiran tersebut kami pun terengah-engah dan kaget seketika wahhh ..hebat sekali lalu bpak tukiran menceritakan pengalamanya sambil bercakap-cakap dengan kami.
Saya dan ibu : “Wahh hebat ya bapak Tukiran sudah bisa menjadi orang sukses sekarang                                       he.he.he(Sambil bercanda ibu dan saya berbicara kepada bpk Tukiran).”
Bpk Tukiran : “Alhamdulilah ibu saya bisa menjadi seperti sekarang, awalnya saya pun tak                                    menyangka akan menjadi seperti sekarang ini.”
Saya                : “Memang bagaimana pak prosesnya bisa menjadi seperti sekarang pak ?”
Bpk Tukiran    : “Awalnya saya hanyalah pedagang tahu biasa yang ada di pasar de.”
Saya                : “Pedagang Tahu pak ??”

Bpk Tukiran    : “Iya de
(Beberapa saat kemudian pak Tukiran menceritakan Riwayat hidupnya dan karirnya sampe sekarang).”
Bpk Tukiran : ”Setelah saya menikah dan dikarunia 2 orang anak yang saya sayangi dan istri yang saya cintai saya sekeluarga bertransmigrasi dari  kota lampung ke Jakarta,lalu saya diajak oleh teman saya untuk bekerja di pasar membantu ia untuk berdagang tahu di situ saya belajar bagaimana cara berdagang yang baik, Namun setelah 2 tahun saya menetap dipekerjaan itu menurut saya kurang memuaskan hasilnya lalu saya pun mencoba dengan pekerjaan baru yaitu menjadi TKW seludupan ke Malaysia, karena saya tidak mempunyai data-data yang lengkap. setelah saya berpamitan kepada istri dan anak saya pun berangkat dengan menggunakan jalur laut ke Malaysia yang sangatlah bahaya sekali,namun dengan modal nekat saya pun berangkat bersama teman saya tetapi menurut saya itu pejalanan dan pengalaman paling buruk,karena selama di perjalanan ditengah laut ternyata kapal yang saya naiki itu pun berhenti dan mesinya ternyata terbakar mungkin karena tidak ada istirahatnya mesin tersebut.
Saya                : “Hah mati pak mesinya?? Lalu bagaimana bisa selamat pak ?”
Bpak Tukiran  : “ Iya mesinya mati saat seperti itu semua penumpang pun panik dikapal tersebut yang ada didalam kepala saya hanyalah bisa Hidup atau mati ditengah lautan ini ya allah karena tidak ada yang bisa menolong saya tak lama saya berdoa lalu 15 kemudian seperti ada mukzizat yang menghampiri doa saya mesin pun kembali menyala dan kami pun melanjutkan perjalanan.
Ibu                   : “Lalu sampainya di mana tuh pak Malaysia di mananya?”
Bpk Tukiran    : “Saya sampai di Malaysia tetapi bukan di kotanya tetapi saya sampai Dihutan yang ada di negri Malaysia setelah semalaman saya di hutan saya pun di jemput oleh beberapa orang dan saya bekerja di Malaysia. Tidak lama hanya 2 minggu saya disana saya pun pulang ke Indonesia karena kami tertangkap karena masalah tkw seludupan setelah saya kembali ke kampong halaman saya dan istri pun kembali membuka lembaran baru dengan membuka usaha dagang Tahu. Selama 2 tahun saya menelateni usaha sebagai tukang tahu saya merasakan jatuh bangun dalam usaha dimana keadaanya yang mendapat untung dan Rugi tetapi saya tetap semangat untuk menjalaninya, dan Awal tahun 2010 saya sehabis solat tidak tahu mengapa saya ingin sekali mempunyai Pabrik tahu. Lalu akhirnya sedikit demi sedikit bapak tukiran sambil mengumpulkan uang iya membangun pabrik tahu yang diimpikanya sampai dengan sekarang .menurut saya ini sangat menginspirasi sekali bagaiman seorang yang biasa dapet mewujudkan impianyanya.






No comments:

Post a Comment